Jumat, 15 Juli 2011

J A M U R

Tips Cara Mudah Merawat Jamur Tiram Putih

by: Ariek Prasetyo on: 14/01/2011
Tips cara mudah merawat jamur tiram putih dengan hasil yang memuaskan, untuk menjaga kualitas hasil panen jamur tiram putih, perawatan terhadap baglog jamur haruslah optimal.
Untuk itu perlu terus dipantau dan dijaga kelembaban udara kumbung berkisar antara 90 – 95% dengan cara melakukan penyiraman dan pengabutan air secara teratur.
Penyiraman biasanya dilakukan pada pagi hari dan sore menjelang malam untuk menurunkan suhu sekaligus merupakan proses raising bagi baglog jamur yang belum tumbuh jamur.
Apabila telah muncul jamurnya, maka penyemprotan air dilakukan pada lantai dan kumbung, tidak mengenai tubuh buah.
Info Kontak : 085735344972/081252632901
Konsultasi Masalah Jamur Tiram Putih
Wilayah Kalimantan Timur dan Sekitarnya

1. Menyiapkan lahan yang ada dan membangun kumbung

Rencana skala bisnis jamur tiram yang ada berkaitan dengan luasan lahan yang kita miliki. Kami memiliki sebuah rumusan untuk menentukan luas kumbung efektif yaitu : luas efektif kumbung adalah jumlah baglog per m2 = 70 angka 70 baglog/m2 ini adalah jumlah efektif baglog per luasan sehingga didapatkan sirkulasi udara yang cukup bagi jamur untuk tumbuh secara optimal. Ini hasil pengalaman dan pengamatan selama 3 tahun pada 4 kumbung yang berbeda Jika diterapkan sebagai berikut : berbisnis 1000 baglog memerlukan luas = 1000/70 = 14,3 m2 berbisnis 2000 baglog memerlukan luas = 2000/70 = 28,6 m2 berbisnis 3000 baglog memerlukan luas = 3000/70 = 43 m2 berbisnis 4000 baglog memerlukan luas = 4000/70 = 57 m2 berbisnis 5000 baglog memerlukan luas = 5000/70 = 71 m2 Bagaimana pengaturannya..? 1000 baglog di lahan 14,3 m2 kira-kira 3×5 m2 utk panen kira2: 3 – 5kg/hari 2000 baglog di lahan 28,6 m2 kira-kira 4×7 m2 utk panen kira2: 6 – 10kg/hari 3000 baglog di lahan 43 m2 kira-kira 5×9 m2 utk panen kira2: 9 – 15kg/hari 4000 baglog di lahan 57 m2 kira-kira 6×10 m2 utk panen kira2: 12 – 20kg/hari 5000 baglog di lahan 71 m2 kira-kira 6×12 m2 utk panen kira2: 15 – 25kg/hari dan seterusnya bisa di desain dan diukur sendiri sesuai dengan lahan yang dimiliki.
 
 
SebelumnyaToggle PlaybackBerikutnya
Catatan : hasil panen tersebut adalah hasil optimal di 70 hari awal. Jika bisnis ini kita jalankan hanya untuk selingan dan tambahan saja, maka hingga sejumlah 3000 baglog perawatan dan panen masih sanggup untuk dilakukan sendiri. InsyaALLAH perawatan per hari hanya memakan waktu hingga 3 jam saja. Itu sudah maksimal banget.. jika panen hanya 5kg an, malah mungkin hanya makan waktu setengah jam.. Untuk itu kita tidak perlu membayar orang untuk melakukan perawatan. Sehingga semua hasil keuntungan bisa diterima. Proyeksinya sebagai berikut : Jika kita merawat 3000 baglog Modal (hingga tertata dan dibuang) Rp.2100/baglog x 3000 = Rp.6.300.000,- Target hasil panen = 0,4×3000 = 1200kg (selama 4 bulan) Hasil total dengan harga jual Rp.7000/kg = Rp.8.400.000,- Jadi keuntungan yang diterima adalah = Rp.2.100.000,- Keuntungan bisa bertambah jika harga jual bisa 8000/kg atau malah 10.000/kg

Budidaya Jamur Tiram

Apa sih Jamur Tiram ?? mungkin kata-kata itu yang terlintas dipikiran Anda pertama kali membuka website ini. Alhamdulillah Anda saat ini tepat berada di website Perusahaan resmi agribisnis kami dan kami akan berbagi untuk Anda tentang budidaya jamur tiram, manfaat dan peluang usaha serta investasinya.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengajak anda untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam hubungan kerjasama budidaya Jamur Tiram.

Jenis-jenis Jamur Tiram yang Banyak Dibudidayakan

Layanan investasi jamur budidaya kami ditujukan untuk menjawab persoalan bagi pemula yang ingin memulai budidaya jamur sekaligus belajar. Program investasi agribisnis ini sangat cocok bagi anda yang sudah mendekati pensiun sebagai karyawan, anda yang ingin memiliki diversifikasi usaha, atau anda  yang memiliki modal usaha terbatas.


Hari genee…..bingung ga punya usaha !?

Sebagian orang bingung saat ini dengan semakin ketatnya persaingan usaha atau kerja, sehingga semakin sempitnya peluang usaha atau pekerjaan. Padahal bila saja jeli melihat peluang…Dengan hanya bermodal seadanya dan ketekunan Peluang itu dapat diraih dan menghasilkan bahkan sangat menjanjkan, Anda masih bingung ??Silahkankan Anda baca dulu Artikel ini.

Tips & Trik dalam membudidayakan Jamur Tiram

Belum banyak yang tahu, ternyata jamur tiram adalah bisnis yang sangat menjanjikan. Kabarnya, jamur tiram akan dijadikan tanaman pangan masa depan.

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

 

 

 

Budidaya Jamur Tiram Bermodal 900 Ribu

Takari Bambang Israwan dan kawan-kawan kini memetik sukses. Bermodal patungan dengan teman-temannya yang hanya membutuhkan modal sebesar Rp 900 ribu, kini usaha pembuatan bag log jamur tiram milik Takari Bambang Israwan dan saudaranya meningkat pesat. Dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 15 juta.
Takari Bambang Israwan dan Agus Mulyadi, warga Dusun Mojorejo RT 11/ RW 03 Desa Pendem Kecamatan Junrejo ini benar-benar memulai bisnis pembuatan bag log dari nol.
Hanya sekali mengikuti pelatihan singkat tentang pertanian jamur tiram, Takari langsung menerapkan hasil pelatihannya pada September 2007 silam.
Hasil pelatihan itu langsung diterapkan bersama rekan-rekan satu dusunnya. Bersama 8 orang kawannya, Takari membeli bibit jamur tiram di seorang pengusaha bibit jamur di Pandaan dengan modal awal hanya sebesar Rp 900 ribu.
Dari modal awal tersebut, didapatkan bibit jamur sebanyak 800 bag log, yang didapat dari salah seorang fasilitator pelatihan yang pernah diikuti oleh Takari. Bibit ini kemudian ditempatkan di sebuah kamar berukuran 3×4 meter yang berada di belakang rumah. Bibit ini tumbuh dan berkembang dan selama 3 bulan bisa dipanen sebanyak 4 kali. Bibit jamur ini kemudian dikembangkan untuk disimpan dalam bag log.
”Saat awal panen, kami bahkan dikunjungi oleh Bob Sadino pengusaha dari Jakarta. Saat itu Bob berkata pada saya, jangan pernah berharap bisa berkembang bila hanya mengandalkan bibit itu saja. Kata-kata dari Bob Sadino inilah yang melecut saya untuk mengembangkan bisnis ini,” urai Takari.
Dari bibit jamur setelah dipanen ini, kemudian dijadikan untuk pembuatan bag log yang berisi bibit jamur. Selain itu, kelompok usaha ini juga mengambil keputusan untuk tidak menjual bibit jamur, melainkan menjual bag log diambil oleh Takari.
”Mereka yang membeli bibit ke saya, bisa menjual jamur tiram hasil panennya kepada saya bila tidak mampu memasarkan,” jelasnya.
Para pembeli yang datang ke kelompok usaha Takari dan kawan-kawan ini cukup banyak.  Selain masyarakat sekitar Batu dan Malang Raya, ada juga luar kota lainnya yang datang.
Pada pertengahan 2008, kelompok ini mampu mempekerjakan sebanyak 11 orang warga sekitar untuk proses pembuatan bag log ini. Dalam perkembangannya, 9 orang kelompok ini hanya bertahan 2 orang saja.
Yakni Takari dan Agus Mulyadi yang masih paman dari Takari sendiri. Dua orang ini kemudian membesarkan usaha pembuatan home industry bag log jamur tiram ini. Untuk bahan dasar, yakni serbuk gergaji didapatkan dari wilayah Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Sumber:  Surabayapost

ingin sukses panen..???pakai bibit berkwalitas….

Bagi pelaku usaha jamur, terjadinya kegagalan dalam pembuatan media (baglog) seperti adanya kontaminasi, bibit tidak tumbuh/mati, miselia tidak sempurna adalah pemandangan yang biasa dialami. Namun hal itu akan mengganggu stabilitas usaha, jika kegagalan tersebut terjadi terus menerus dan dalam jumlah yang besar. Kisaran 5 – 20% adalah tingkat kegagalan yang dianggap wajar. Maka apabila terjadi kegagalan diatas 20%, lebih-lebih hal ini sering dialami, itu pertanda hari-hari terakhir usaha jamur akan segera tiba.
BIBIT F2
Hal yang memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan pembuatan media jamur (baglog)adalah kwalitas bibit yang ditanam. Jika yang digunakan bibit kwalitas rendah, biasanya pertumbuhannya sangat lambat dan lemah. Lambat dari sisi waktu yang dibutuhkan akan lebih lama, lemah dari sisi kemampuan mengalahkan jamur-jamur liar yang juga ikut tumbuh (kontaminan). Sehingga sudah dapat dipastikan kegagalan akan selalu terjadi.
Berbeda jika kita menggunakan bibit dengan kwalitas sempurna, dari sisi pertumbuhan dia akan lebih cepat sehingga tidak ada kesempatan bagi spora jamur lain untuk tumbuh bahkan jika sempat tumbuh akan dibabat habis oleh mesel jamur yang kita tanam. Dengan demikian penyebab kegagalan seperti terjadinya kontaminasi, bibit yang tiak tumbuh dan lainnya tidak akan terjadi. Maka proses pembuatan baglog pun akan berjalan sempurna dan sukses hingga dipelihara.Selain itu bibit unggul yang berkwalitas juga berpengaruh pada hasil panen. Jangan heran jika Anda memelihara baglog yang bukan buatan Anda sendiri (Anda membeli ke orang lain), kemudian setelah 2-3 kali panen sudah tidak produktive lagi, besar kemungkinan bibit yang ditanam adalah bibit kwalitas rendah. Karena jika bibit yang digunakan bibit dengan kwalitas unggul, hasil panen akan stabil hingga usia baglog empat bulan bahkan lebih. dengan ritme paling lama dua minggu sekali baglog akan terus menghasilkan panen dengan bobot rata-rata 1 ons per sekali panen.Oleh sebab itu penggunaan bibit berkwalitas mutlak harus dilakukan jika Anda ingin menghasilkan media tumbuh jamur (baglog) yang produktive sekaligus menekan kegagalan dalam proses pembuatan media.

 

Urutan Pembibitan Jamur Budidaya

Penggunaan istilah terkadang membingungkan orang dalam berkomunikasi, tidak terkecuali dengan istilah pada pembibitan jamur. Bila anda melakukan pencarian di Google dengan kata kunci Bibit …Jamur, situs-situs produsen bibit jamur muncul dengan beberapa istilah yang sebenarnya adalah menggambarkan urutan keturunan bibit.

Setahu saya penggunaan istilah ini masih belum baku sehingga tidak sedikit petani jamur konsumsi atau berkhasiat obat yang “tertipu” karena bibit tidak sesuai dengan maksudnya. Sebagai contoh bibit master, bibit induk, bibit kultur. ketiga istilah itu digunakan untuk bibit unggul yang seperti apa, apakah jamur segar yang digunakan sebagai bahan kultur jaringan, atau hasil dari kultur jaringan bermedia PDA atau hasil dari keturunan PDA…
Belum lagi penggunaan istilah Fillum. Istilah ini menurut yang saya tahu berarti keturunan ke sekian. Dengan demikian ada yang menganggap bahwa keturunan dimulai dengan F1 dan induknya adalah jamur segar, berarti F1 adalah bibit kultur bermedia PDA. F2 hasil dari subkultur bibit bermedia PDA.
Bila ingin mempertahankan pendapat masing-masing produsen, jelas tidak akan menyelesaikan masalah, masing-masing akan beranggapan istilah miliknyalah yang benar, terkecuali ada standar penentuan baku oleh suatu perkumpulan petani jamur atau dari dinas pertanian sekalian. sedangkan saat ini yang saya ketahui standar itu belum ada.
Daripada saya ikut-ikutan menjejali istilah-istilah tersebut kepada anda, ada baiknya saya memberikan pengetahuan proses subkultur pembibitan yang P. D. Cahya Mandiri Maushroom lakukan saja. Istilah ini kami gunakan untuk mempermudah identifikasi bibit saja dan tidak bermaksud mengharuskan anda mengunakan istilah ini.
Pembibitan kami dimulai dari pengambilan “Bahan Induk” yaitu tubuh buah dari lapang atau tempat budidaya yang akan dibuat kultur jaringan. contohnya tubuh buah jamur tiram pada panen pertama yang bentuknya besar dan kokoh.
Bahan tersebut kemudian dikulturkan atau ditanam pada media PDA. Bibit yang dihasilkan pada proses ini biasa kami sebut “Bibit F0″ atau “Bibit Kultur”. Bibit ini rata-rata memiliki waktu inkubasi selama 7 – 10 hari.
Bibit F0 tersebut disubkultur kembali ke media full biji-bijian entah itu jagung atau shorgum atau millet. Bibit jenis ini biasa kami sebut “Bibit F1″ atau “Bibit Master”. Lamanya waktu inkubasi berkisar 3 – 4 minggu. Bibit ini yang biasanya diburu oleh produsen bibit yang belum bisa membuat bibit kultur.
Tingkatan selanjutnya yaitu “Bibit F2″ atau “Bibit Produksi” hasil subkultur dari bibit master. Nah, bibit ini yang sering saya jual ke petani jamur yang telah mandiri membuat baglog produksi, mungkin anda juga pernah memiliki bibit ini dari kami…
Kalau bibit tersebut di subkultur lagi akan jadi “F3″ tanpa embel-embel “bibit” hehehe… Keturunan yang satu ini sudah saya anggap sebagai bahan produksi jamur segar alias media tanam baglog dan tidak layak disebut bibit.
Sekarang Anda coba bayangkan penampilan bibit jamur yang beredar di pasaran, tapi bila saat ini di depan anda ada bibit jamur silahkan amati dan jawab pertanyaan ini:
ANDA BISA MEMBEDAKAN BIBIT F2 dan F3 atau F4 bila kemasan ketiganya sama-sama botol?? Anda tidak perlu menjawab karena solusinya hanya dengan membeli bibit dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya.

 

Budidaya Jamur Tiram, Per Bulan Bisa Raup Rp 1,5 Juta

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh pendapatan uang dari hasil tanaman atau budidaya, jika mampu mengelolanya.
Seperti yang dilakukan Suwarno (50), warga Jalan Pancasila, Gang Pancasila, Lubuk Pakam ini. Ia membudidayakan jamur tiram untuk meraup keuntungan. Saban hari ia rutin memperhatikan termometer yang dipasang di dalam ruang khusus pembuatan rumah budidaya jamur miliknya yang berada di belakang rumahnya.
Kegiatan pemeriksan alat ukur suhu itu, kerap dilakukanya saat kondisi cuaca cerah. Dengan memeriksa termometer, Suwarno yang mulai tertarik membudidayakan jenis Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) setahun silam itu, harus mengkontrol kondisi suhu di sana.
Dibutuhkan suhu mencapai 10-20 selsius. Kondisi itu tetap dipertahkannya. Bila suhu di atas ambang tersebut, Suwarno melakukan penyemprotan terhadap seluruh isi ruangan dengan mengunakan air.
Dengan mempertahkan kondisi suhu di sana, serta dapat mengatur kelembapan 85-90 persen serta cahaya mencukupi, tanaman jamur mulai tumbuh subur. Pertumbuhan jamur tiram mulai terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Sedangkan basidium terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak.
Dalam membudidayakan jamur tiram. Suwarno dibantu istrinya Ika Indrani (45). Untuk media budidaya yang dilakukanya adalah media tanam polybag yang disusun di rak-rak. Cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp500 ribu untuk mendirikan bangunan rumah budidaya.
Bahkan bahanya yang dipakainya cukup sederhana. Batangan bambu dikombinasi dengan tepas dan beratapkan daun nipa. Suwarno dapat mendirikan bangunan rumah budidaya dengan ukuran 5 meter x 10 meter. Di sana dibuat empat unit rak bertingkat berbahan bambu.
Untuk rumah budidaya yang telah mengisi rak-rak bertingkat. Suwarno cukup mengisinya dengan media tanam polybag yang telah diisi benih jamur tiram. Per media tanam polybag dibelinya Rp3.500 yang diperolehnya dari petani, yang khusus menjualnya. “Media tanam polybag, sudah ada yang menjualnya. Kita tinggal membeli serta membudidayakan tanaman jamur tiram,” bilangnya.
Biasanya media tanam ploybag berisi serbuk gergaji kayu yang terlebih dahulu dilakukan sterilnisasi (dikukus hingga suhu tertentu). Kemudian dimasukkan ke dalam plastik, kemudian diberikan benih jamur tiram.
Setelah seminggu, jamur biasanya akan terbentuk tubuh rumpun jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari “singit” atau bakal jamur sampai panen sekitar 3 hari. Ciri serta umur panen jamur tiram, adalah rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen.
Pendapatan Suwarno akan bertambah sekitar Rp1,5 juta per bulan. Pasalnya sekali panen dihasilkan jamur tiram sekitar 6 kilogram (kg) per tiga hari, dengan harga sekitarnya Rp25 ribu per kilogram. Meski harga jamur tiram mengiurkan, Suwarno belum berani menjual jamur tiram produksinya ke pasaran, karena terbentur dengan stok.
Sampai saat ini, jamur tiram produksinya hanya mampu menutupi pasar untuk wilayah lingkungan tempat tinggalnya. Itupun tidak mampu terpenuhi semuanya.
“Peminat jamur ini banyak. Hasil penjualan jamur tiram lumayan untuk menambah pendapatan keluarga,” paparnya.
Padahal permintaan jamur tiram untuk wilayah Lubuk Pakam cukup tinggi. Namun stok jamur tiram terbatas. Keterbatasan stok itu karenakan belum membudayanya usaha penangkaran jamur yang berwarna putih menyerupai tiram itu pada warga. (btr)
Siapkan Sarana produksi
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri).
Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram.
Ruangan Budidaya Jamur Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalam rumah, biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:
1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat dengan kelembaban 60% – 80%. Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur di antaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. Jika ingin berhasil memang harus lengkap menyiapkan sarana produksinya. (net/jpnn).

Pembibitan Media Kultur Jamur Budidaya

Memulai bisnis budidaya jamur sama seperti usaha budidaya pertanian lainnya, dimulai dengan pembibitan. Anda mungkin bertanya-tanya seperti apa bentuk dari bibit jamur, apakah berupa biji atau dalam bentuk jamur tetapi berukuran kecil…

Akan saya ceritakan sedikit, pembibitan jamur budidaya seperti jamur tiram, jamur kuping dan jamur jenis lain dimulai dari pembuatan bibit kultur. Bibit ini dibuat dalam konsisi aseptik atau steril yang bebas dari kontaminasi alias tidak terdapat bakteri atau cendawan jenis lain yang tumbuh.
Jamur yang ingin dijadikan bibit diambil dari lapang atau alam kemudian bagian tubuhnya seperti batang, tudung atau lamelanya yang mengandung spora diambil sedikit dan diletakkan ke dalam media tumbuh. proses ini disebut isolasi.
Pada media ini bagian jamur tersebut akan beregenerasi atau berkembang sel-selnya membentuk hifa-hifa / benang-benang halus. Hifa akan menebal sehingga membentuk misellium berwarna putih. Tidak semua misellium jamur berwarna putih, tetapi pada umumnya misellium jamur budidaya berwarna putih.
Media tanam yang umum digunakan dalam isolasi jamur yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). Bentuk media ini seperti agar-agar makanan karena memang komposisinya terdiri dari agar. Selain media PDA proses isolasi biasa dipakai juga media MEA (Malt Extract Agar).
Tidak melulu media tersebut yang digunakan, anda bisa menggantinya dengan media kreasi anda sendiri karena inti dari media yaitu untuk menumbuhkan eksplan (bahan tanam). Seperti contohnya media PSA (Potato Sucrose Agar). Media PDA lebih banyak digunakan di skala laboratorium saint sedangkan media PSA digunakan secara teknis oleh para petani jamur budidaya.
Media PDA memiliki unsur dan kandungan haranya murni, banyaknya tepat dan steril. sedangkan media PSA tergantung dari cara membuat dan jenis kentang yang digunakan, sebab jenis kentang yang berbeda memiliki kandungan unsur yang berbeda pula. selain itu dipengaruhi oleh tempat kentang itu tumbuh dan cara budidayanya.
Perbedaan yang mencolok dari PDA dan PSA yaitu penggunaan gula. PDA menggunakan gula dextrose berantai tunggal (monosakarida) sedangkan PSA menggunakan gula sucrose (gula pasir) berantai ganda (disakarida).
Secara umum, media kultur jamur budidaya harus memiliki sifat:
  1. Mengandung zat hara yang mudah digunakan oleh jamur budidaya.
  2. Mempunyai tekanan osmosis dan tegangan permukaan
  3. pH sesuai dengan keinginan jamur / cendawan.
  4. Tidak mengandung zat-zat penghambat pertumbuhan
  5. Harus dalam keadaan steril sebelum digunakan
Berdasarkan syarat-syarat di atas, anda dapat berkreasi membuat media tanam untuk isolasi jamur budidaya. Penggunaan kentang dapat anda ganti dengan tomat, jagung, ubi kayu atau air kelapa. Sedangkan gulanya anda gunakan saja yang mudah didapat di pasaran dan harganya murah yaitu gula pasir.
Penggunaan gula perlu diperhatikan. penggunaan gula pasir yang berlebihan dapat membatasi / menghambat pertumbuhan jamur tiram. Sebagai contoh penggunaan gula pasir dalam jumlah banyak (sekitar 80%) digunakan dalam pengawetan makanan (manisan, sirup, dodol dan wajik) agar cendawan pembusuk tidak dapat tumbuh.
Setelah pembibitan di media kultur berhasil, kultur jamur budidaya tersebut kemudian disubkultur (pindah tanam) ke media baru berupa biji-bijian. Bibit ini sebagai biang atau master dari bibit selanjutnya yang akan digunakan sebagai bibit produksi. Menjawab pertanyaan di atas, bibit jamur bentuknya mirip seperti tempe, dikemas dalam kemasan botol atau plastik.
Akhir kata, bebaslah berkreasi dalam usaha jamur budidaya yang anda jalankan, tetapi anda tetap perlu perhitungan matang untuk percobaan, alokasi dana, dan resiko kegagalan. Selamat berkreasi membuat bibit unggul khas anda sendiri.

Istilah-istilah dalam Budidaya Jamur

Berikut ini daftar istilah-istilah yang biasa digunakan dalam budidaya jamur konsumsi dan berkhasiat obat atau pada ilmu mikologi secara luas. Istilah-istilah jamur ini diartikan sesuai literatur dan dibahasakan ulang oleh penulis agar mudah dimengerti.

Silahkan anda gunakan menu “find” pada browser untuk…….memudahkan anda mencari istilah-istilah yang ingin anda ketahui arti atau maknanya:
BASIDIOCARP adalah:
Kantung-kantung yang menempel pada lamela sebagai tempat tersimpannya basidiospora dari fillum Basidiomicota. Jamur tiram, kuping, merang, shiitake termasuk kedalam fillum ini.
EKSPLAN adalah:
Bahan tanam yang ditanam dalam media tanam. Contohnya bagian dari tubuh buah jamur ditanam dalam media PDA
MIKOLOGI adalah:
Cabang dari ilmu mikrobiologi yang mempelajari tentang seluk beluk cendawan atau jamur, baik cendawan tingkat rendah atau tingkat tinggi.
SPORA adalah:
Sel kelamin yang dihasilkan secara generatif atau seksual oleh cendawan atau jamur untuk berkembang biak. Secara teknis fungsi spora sama dengan biji pada tanaman yaitu memudahkan untuk persebaran yang mempertahankan keturunan. Apabila spora jatuh pada tempat yang cocok untuk tumbuh maka ia akan berkecambah membentuk hifa.
HIFA adalah:
Benang-benang halus bagian dari cendawan atau jamur yang termasuk dalam tubuh vegetatif. Hifa adalah istilah untuk benang yang tunggal, apabila jumlahnya banyak dan tersusun rapat disebut misellium.
MISELLIUM adalah:
Kumpulan dari hifa-hifa yang membentuk masa rapat atau membentuk koloni (berkumpul). Contoh misellium yaitu seperti pada tempe.
PRIMORDIA adalah:
Awal perkembangan dari tubuh buah jamur basidiomicetes. Istilah yang biasa dipakai dalam jamur budidaya di indonesia yaitu pinhead. Primordia ini akan berkembang membentuk tubuh buah yang berukuran sempurna seiring berkembangnya waktu.
TUBUH BUAH adalah:
Struktur padat bagian dari jamur yang biasanya terdiri dari batang, tudung dan bagian reproduksi. Tubuh buah ini dalam jamur budidaya yang akan dipanen dan diolah menjadi bahan makanan untuk dikonsumsi oleh manusia atau diolah sebagai bahan obat.
LAMELA adalah:
Bagian dari tubuh buah yang letaknya di bawah tudung dan berbentuk seperti lembaran-lembaran. Pada lamela biasanya tersimpan kumpulan spora untuk reproduksi.
SAPROFIT adalah:
Istilah untuk kelompok makhluk hidup yang memanfaatkan bahan sederhana di lingkungan tumbuhnya untuk pertumbuhan dan perkembangan tanpa melakukan penyederhanaan zat lagi. Kelompok ini tidak merugikan organisme lain yang ditumpanginya sebagai inang. mereka membutuhkan inang hanya untuk “berpegangan”.
INANG adalah:
Organisme yang digunakan sebagai tempat hidup oleh organisme lain hidup. Contoh anggrek menempel pada pohon pinus, pinus sebagai inang. Contoh lain tumbuhan benalu pada pohon teh.
INOKULASI adalah:
Penanaman bahan atau bibit organisme pada media pertumbuhan berupa media buatan atau inang. Istilah lain dari inokulasi yaitu penularan karena pada perkembangannya seperti menular. Inokulasi dalam pembudidayaan jamur konsumsi dan berkhasiat obat dilakukan secara aseptik.
INKUBASI adalah:
Istilah untuk penyebaran, penularan, infeksi atau pembiakan misellium jamur setelah inokulasi. Pada masa ini misellium akan bertambah banyak dan rapat pada media tumbuh.
ASEPTIK adalah:
Kondisi lingkungan yang bebas dari organisme yang tidak diharapkan yang kehadirannya dapat mengganggu atau memperburuk pertumbuhan organisme inti yang ingin dibiakkan atau dipelihara. Aseptik dapat disamakan dengan istilah steril. Penanaman secara aseptik adalah penanaman secara steril tanpa ada organism lain.
SEPTIK adalah:
Kondisi lingkungan yang mengandung banyak organisme kompleks dan keberadaannya dapat mencemari / mengkontaminasi organisme inti yang dipelihara. Istilah septik ini juga digunakan pada penampungan kotoran (septic tank) karena memang sangat kotor dan mengandung banyak penyakit.
KONTAMINASI adalah:
Kondisi lingkungan dimana organisme lain yang tidak diharapkan tumbuh dan mencemari pertumbuhan organisme inti. Kontaminasi terjadi karena proses sterilisasi yang kurang baik atau cara inokulasi yang tidak aseptik, selain itu lingkungan yang kotor juga dapat menyebabkan kontaminasi.
KONTAMINAN adalah:
Organisme kontaminasi / penyebab kontaminasi. Contohnya Trichoderma pada kultur Pleurotus.
ISOLASI adalah:
Pemisahan organisme dari organisme lain dengan tujuan tidak saling mencemari. Istilah ini juga dapat mengandung arti pemurnian organisme / dikumpulkan secara spesifik jenis. Biasanya isolasi mengandung arti pula pemindahan dari ekvitro ke invitro (dari alam ke kultur steril). Contohnya pembuatan biakan murni dari jamur tiram yang diambil langsung dari alam.
STERILISASI adalah:
Proses pembebasan medium dari segala organisme dengan cara eliminasi / pemusnahan. Sterilisasi bisa dilakukan secara fisik, kimiawi atau radiasi. Cara yang umum dilakukan dalam sterilisasi yaitu dengan pemanasan seperti direbus,  dikukus atau dengan menggunakan autoklaf bertekanan.
PDA adalah:
Potato Dextrose Agar, yaitu suatu media tumbuh yang biasa digunakan dalam kultur cendawan. Media PDA terdiri dari ekstrak kentang, gula golongan monosakarida dektrose dan agar sebagai pemadat media.
BIBIT F0 adalah:
Istilah yang diberikan untuk biakan murni cendawan pada media kultur aseptik. Ada perbedaan persepsi tentang penggunaan istilah ini, sebagian orang tidak menggunakan istilah ini untuk biakan murni tapi menggunakan istilah F1 karena mereka menganggap biakan murni merupakan biakan dari jamur lapang.
BIBIT F1 adalah:
Istilah untuk bibit hasil dari turunan atau subkultur (penanaman ulang) biakan murni. Bibit ini biasanya menggunakan biji-bijian murni sebagai media tumbuh.
BIBIT F2 adalah:
Istilah untuk bibit hasil dari turunan atau subkultur F1. Bibit ini biasanya tidak lagi menggunakan media biji-bijian murni sebagai media tetapi sudah ditambah media lain seperti serbuk gergaji atau merang padi. Pada kenyataannya ada diantara petani jamur budidaya yang tetap menggunakan biji-bijian murni sebagai medianya.
BAGLOG adalah:
Media tanam jamur yang digunakan sebagai bahan produksi jamur. Pada media ini nantinya akan dikondisikan agar tumbuh jamur. Istilah baglog mengandung arti kantung (bag) media berbentuk kayu gelondongan (log). Ketika plastik media dilubangi atau sobek, dari lubang itulah akan tumbuh jamur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar